History sadurangas bag.7

PEMERINTAHAN AJI NGARA BIN SULTAN AJI MOEHAMAD ALAMSYAH DENGAN GELAR SULTAN ALAMSYAH TAHUN 1150-1172 H/1738-1760 M

Aji Ngara diangkat menjadi sultan 2 menggantikan Ayahnya sultan Aji Moehamad Alamsyah Bin Aji Anom Singa Maulana yang wafat pada tahun 1150 H atau 1760 M

pada awalnya majelis adat dan para alim ulama menetapkan Aji Dipati Bin Penambahan Adam untuk menjadi sultan Paser menggantikan Almarhum sultan Aji Moehamad Alamsyah namun beliau belum bersedia menjadi sultan karena tidak mau berpisah dengan ibunya yang masih mau tinggal di cengal dan tidak mau pindah ke gunung sahari atas terjadinya peristiwa sultan Adam yang membakar dirinya di istana Kesultanan belum bisa dilupakan oleh ibunya Aji Dipati..

pemerintahan Aji Ngara diberi gelar dengan Sultan Sepuh Alamsyah untuk meneruskan Pemerintahan Ayahnya dan mempunyai anak Putera dan Puteri yaitu

1. AJI Raden

2. puteri Aji Doyah

3. Puteri Aji Inai

4. AJI Ratu

Puteri Aji Doyah Binti Aji Ngara dengan gelar sultan Sepuh Alamsyah kawin dengan Andi Sibengngareng dari Sulawesi Kerajaan Arung Wajo Andi Maddukelang

Perkawinan Aji Doyah dengan Andi Sibengngareng melahirkan keturunan bernama

1. Andi Paasere

2. Andi Makkassau

3. Andi Riajang

Pada masa pemerintahan Sultan Sepuh Alamsyah atau Aji Ngara Bin Sultan Aji Moehamad Alamsyah, sultan dari kutai karta Negara Ingmarta Dipura ingin melamar cucunya anak dari Andi Sibengngerang ( Aji Doyah ) dan lamarannya diterima dan dikawinkan Andi Riajang dengan Sultan Moehamad Idris

Andi Riajang dinobatkan secara resmi sebagai permaisuri Sultan Kutai Karta Negara Ing Marta Dipura dengan gelar Aji Puteri Agung di kutai, dan mempunyai keturunan putera dan puteri yaitu

1. Aji pangeran Anum panji Mandapa Ing Marta Dipura

2. Aji Imbut diberi gelar Sultan Muhamad Muslihuddin..

[[ Translate English ]] [[ Translate Indonesia ]]